Zona Berita

38 Pengungsi Kembali

Bupati Kabupaten Keerom, Yusuf Wally, SE memberikan santunan kepada para pengungsi

Jayapura-Zona Damai: Sebanyak 38 warga yang sebelumnya bermukim di tiga kampung di Kabupaten Keerom, Senin (19/11/2012) kembali ke Papua, setelah selama lima bulan melarikan diri dan hidup di hutan belantara di perbatasan RI-Papua New Guinea (PNG).

Puluhan warga yang sebagian besar anak-anak itu, dengan berjalan kaki selama sekitar enam jam,  dengan membawa berbagai barang pribadi seadanya didampingi LSM ELSHAM langsung menuju paroki Gereja Katholik Santo Wilibroldus Arso, Kabupaten Keerom.

Selama di Hutan, kehidupan pengungsi sangat memprihatikan bahkan untuk makan dan pakaian sehari-hari saja susah didapat,  saat ini mereka ditampung di sebuah Gereja Don Bosco, Arso Kota, Kabupaten Keerom dengan penangan medis secara berkala.

Sejak mereka memutuskan keluar dari hutan, pemerintah daerah menanggung penanganan medis dari para pengungsi mulai dari pemeriksaan kesehatan sampai bahan makan dan minuman sehari-hari.

Kembalinya puluhan pengungsi tersebut, disambut oleh Bupati Kabupaten Keerom, Yusuf Wally, SE, Panglima Daerah Militer XVII/Cenderawasih, Mayjen TNI Drs. Christian Zebua dan Kapolda Papua, Irjen Pol Drs. Tito Karnavian, MA dan langsung mengunjungi para pengungsi.

Salah seorang pengungsi bernama Yuliana kepada Bupati Keerom, Pangdam dan Kapolda menyampaikan beberapa point yang tidak dimiliki para pengungsi selama hidup dihutan antara lain, tidak memiliki uang, tidak memiliki sepeda motor, tidak memilki seragam Sekolah, SD, SMP dan SMA, tidak memiliki rumah yang layak, tidak memiliki makan dan minuman, ingin sekolah tetapi tidak memiliki biayai dan tidak memiliki pakaian dan celana untuk digunakan sehari-hari, di mana keluhan itu langsung diterima Bupati Keerom, Yusuf Wally untuk segera ditindaklanjuti.

Sementara Panglima Daerah Militer Kodam XVII/Cenderawasih, Mayjen TNI Drs. Christian Zebua mengatakan, para pengungsi akan dijamin selama memulihkan rasa trauma yang ada di dalam diri mereka masing-masing.

“Saya jamin tidak ada satu orangpun yang akan menggangu mereka atau membiarkan mereka untuk hidup normal dan bagi pengungsi lain yang masih hidup di Hutan supaya turun dan bergabung dengan masyarakat lainnya, jaminan yang akan saya berikan adalah memerintahkan seluruh personel TNI tidak menyakiti masyarakat, mereka akan dipulihkan dari rasa trauma yang mungkin masih berbekas di dalam diri dan itu peran dari pemerintah daerah Keerom bersama aparat keamanan untuk menyiapkan hal-hal yang perlu dilakukan,” ujar Pangdam kepada wartawan usia menjenguk para pengungsi di Gereja St. Don Bosco, Arso Kota, Kabupaten Keerom, Senin (19/11/2012).

Senada disampaikan Kapolda Papua, Irjen Pol Drs. Tito Karnavian, bahwa Polisi akan selalu membantu para pengungsi untuk kembali hidup normal dan kedepan berharap para pengungsi yang lainnya bisa keluar dari hutan dan hidup bersama-sama dengan masyarakat lainnya.

Selain jaminan keamanan, Kapolda Papua juga berjanji tidak akan menginterogasi sehingga warga itu tidak perlu merasa takut untuk kembali ke kampung halamannya.

“Saya sudah perintahkan anggota agar tidak perlu meminta keterangan dari para pengungsi, sehingga kalian tidak perlu merasa khawatir,” tegas Kapolda Irjen Pol Tito.

Di tempat yang sama, Bupati Keerom, Yusuf Wally menegaskan, Pemerintah Daerah bangga dan terharu melihat para pengungsi telah keluar dari hutan dan kembali untuk memulai hidup baru. Pemerintah akan berupaya melakukan yang terbaik bagi para pengungsi salah satunya akan menjalani rehabilitasi dengan disediakan oleh Pemerintah Daerah yang didalamnya juga akan dilakukan pembinaan kepada para pengungsi dengan jangka waktu 2-3 bulan lalu, setelah itu para pengungsi bisa dikembalikan ke tempat asal mereka masing-masing yang diinginkan.

Disinggung alasan pengungsi diistimewakan, Bupati menjelaskan, sebab mereka sudah cukup lama hidup di Hutan sampai ada yang tidak sekolah sehingga setelah mereka keluar patut diberikan perhatian khusus demi pemuihan rasa trauma yang masih ada didalam diri mereka masing-masing.

Dari 38 para Pengungsi itu ada yang merupakan keluarga dari  Lambert Pekikir yang kini mendapat penanganan medis dengan dibekali gizi dan makan bervitamin. Selain itu, terdapat 15 anak yang masih duduk di Sekolah Tingkat Dasar [SD], 1 Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama, [SLTP] dan 1 Sekolah Lanjutan Tingkat Akhir [SMA].

“KAMI BUKAN OPM”

Salah satu pengungsi, Yubelina Kwye menegaskan, mereka yang melarikan diri ke hutan bukan anggota organisasi papua merdeka (OPM) melainkan karena ketakutan terutama setelah terjadinya penembakan di Swyatami, Kabupaten Keerom.

“Kami bukan OPM,” kata Yubelina dalam secarik kertas yang dibacakan sebelum diserahkan kepada Bupati Keerom Yusuf Waly di Arso.

Dikatakan Yubelina : “Karena bukan OPM maka kami ingin kembali ka kampung dan kembali bersekolah seperti saudara saudara yang lainnya:.

Yubelina mengharapkan Pemkab Keerom mau memberi beasiswa serta pakaian seragam sehingga mereka dapat kembali bersekolah.

Ia mengaku ikut bersama keluarganya lari masuk hutan karena takut ditembak. Selain meminta beasiswa dan seragam sekolah, Yubelina Kwye juga meminta agar kampung mereka diberi listrik dan air bersih karena selama ini masih gelap gulita.

Mendapat permintaan seperti itu Bupati Keerom Yusuf Waly berjanji akan membantu agar mereka dapat kembali bersekolah.

“Kami akan membantu sesuai kemampuan yang ada,” kata Bupati Yusuf Waly seraya berharap masyarakat tidak perlu merasa takut dengan keberadaan TNI dan Polisi karena mereka ada untuk menjaga dan memberikan rasa aman kepada masyarakat.

Senin (19/11) sekitar pukul 12.00 WIT, sebanyak 38 orang yang merupakan warga dari tiga kampung yakni kampung Wor, Swyatami dan kampung Bahagia kembali ke Arso, ibukota Kab.Keerom setelah sekitar lima bulan hidup di pengungsian di perbatasan RI-PNG.

Wraga tiga kampung itu melarikan diri setelah terjadinya penembakan terhadap Kepala Kampung Swyatami Yohanes Yenurop,1 Juli 2012.

Puluhan warga Kabupaten Keerom itu mengungsi sesaat setelah tertembaknya kepala kampung Sawyatami, Yohanes Yenurop pada 1 Juli 2012. [Papuapos]

Categories: Zona Berita

Tagged as: , , ,

1 reply »

Leave a comment