Hal itu diungkapkan Wakil Kepala Kepolisian Daerah Papua, Brigadir Jenderal (Pol ) Paulus Waterpauw. Ia mengungkapkan, bentrokan di Kwamki Lama justru banyak melibatkan warga Ilaga yang eksodus ke Timika.
Kedua kubu warga Ilaga, Kabupaten Puncak, yang terlibat konflik berkepanjangan antarpendukung calon bupati/wakil bupati dalam pilkada Puncak, mengungsi ke Timika. Namun mereka justru kembali terlibat saling serang di Kwamki Lama.
Karena itu, untuk menghindari terulangnya bentrokan antarwarga Harapan dan Amole, warga Ilaga harus segera dipulangkan. “Solusinya mereka harus segera dikembalikan ke Puncak dan bikin perdamaian di Puncak,” kata Waterpauw.
Ia mengakui hal itu tidak sederhana, karena jumlah pengungsi warga Ilaga di Kwamki Narama sangat banyak. Dibutuhkan biaya sangat besar, karena harus mencarter pesawat perintis untuk memulangkan warga.
Bentrokan antarwarga Harapan dan Amole beberapa kali terjadi. Puluhan terluka dan setidaknya lima orang tewas. Empat anggota polisi juga terluka panah dan tertembak senapan angin, serta lima mobil polisi dibakar dan dirusak.
Hingga kini akibat konflik antar pendukung calon bupati, Pilkada Kabupaten Puncak, belum dapat digelar. Anggota KPU Papua, Hasyim Sangaji, mengatakan, persiapan tahapan lanjutan pilkada kini tengah dipersiapkan KPU Puncak. [KOMPAS.com]
Categories: Zona Berita
Reblogged this on GO OKA WEMOHAWE.